Foto : Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menolak proposal Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata dengan Kurdi Suriah. Foto/Reuters.
ARB INdonesia, ANKARA – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menolak proposal Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata dengan Kurdi Suriah. Tetapi, Erdogan mengatakan dia setuju untuk terus berdialog dengan Washington.
Erdogan mengataka, Trump mengusulkan untuk menengahi gencatan senjata antara Turki dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) di Suriah dan memutuskan untuk mengirim delegasi ke Ankara untuk menindaklanjuti tawaran ini. Delegasi tersebut, papar Erdogan, akan dipimpin oleh Wakil Presiden AS, Mike Pence.
“Saya mengatakan kepada Trump bahwa kami tidak akan mendeklarasikan gencatan senjata terlebih dahulu sebelum membahas masalah lain, kami akan membuat kesepakatan lain terlebih dahulu, kemudian kami akan berbicara tentang gencatan senjata,” ucap Erdogan, seperti dilansir Xinhua pada Rabu (16/10/2019).
Sebelumnya, Erdogan mengatakan, Turki tidak khawatir tentang sanksi AS yang diberlakukan sehubungan dengan operasi di Suriah utara. Dia lalu menegaskan, Ankara akan terus melanjutkan operasi militer sampai tujuannya tercapai.
“Sampai operasi mencapai semua tujuan yang ditetapkan, itu akan berlanjut. Tujuan kami jelas, kami tidak khawatir tentang sanksi AS. Tujuan kami adalah untuk menghilangkan teroris dalam jarak 32 kilometer dari perbatasan. Kami memegang berbicara dengan AS dan Rusia untuk koordinasi lapangan,” kata Erdogan.
Sumber SINDONEWS. COM


BERITA TERHANGAT
Dinilai Sebagai Otak Dibalik Serangan 7 Oktober, Yahya SinwarJadi Orang Nomor 1 yang Ditarget Israel
Sri Lanka Bangkrut, 8 Negara Ini Terancam Ikut Bangkrut, Bagaimana dengan Indonesia?
Krisis Ukraina, Rusia Kerahkan Rudal Hipersonik Kinzhal ke Baltik