Tembilahan (www.detikriau.org) – Masyarakat meminta instansi terkait khususnya Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Indragiri Hilir untuk segera melakukan penertiban terhadap sopir angkutan umum yang kedapatan mengendarai kendaraannya secara ugal-ugalan. Tindakan yang tidak memikirkan keselamatan penumpang dan pengguna jalan umum ini dinilai sudah cukup banyak menimbulkan korban jiwa.
Berdasarkan penjelasan Ujang, warga kota Tembilahan, sikap tidak terpuji para sopir angkutan umum ini sudah cukup meresahkan masyarakat. Tanpa adanya tindakan dan pemberian sanksi tegas, kebiasaan buruk ini akan sangat sulit untuk ditertibkan.
“Harusnya ada sanksi tegas. Sopir angkutan yang kerap ugal-ugalan ini harusnya tidak lagi diijinkan untuk mengendarai kendaraan. Jangan hanya dengan alasan mengejar untung, mereka tidak memikirkan keselamatan penumpang maupun pengguna jalan lainnya, “ Kecam Ujang.
Aksi kebut-kebutan sopir angkutan umum dalam beberapa hari lalu juga kembali menelan korban jiwa, karena tidak mampu lagi menguasai laju kendaraan ketika hendak menyalip kendaraan lainnya, mobil keluar dari badan jalan dan menabrak pohon. Akibatnya, satu penumpang tewas dan 2 lainnya terpaksa dilarikan kerumah sakit karena mengalami cidera serius.
“Bayangkan saja, dari Tembilahan mereka berangkat sekira jam 10.00 Wib, kejadian kecelakaan di Bayas, jam 11.30 Wib. Artinya dari Tembilahan ke Bayas, waktu tempuh hanya kurang lebih 1 jam 30 menit. Saya yakin laju kendaraan sekira 70 hingga 80 km per jam. Dengan kondisi ruas jalan sempit, tentunya akan sangat riskan menimbulkan bahaya kecelakaan. Buktinya kejadian ini yang menyebabkan korban nyawa. ” Ujar Slamet, warga Tembilahan ketika sempat berbincang disela pelaksanaan pemakaman korban akibat sopir ugal-ugalan ini di TPU Jalan Tanjung Harapan Tembilahan, Kamis (3/10) yang lalu.
Secara pribadi dikatakan Slamet, iapun sudah beberapa kali terpaksa harus menegur sopir angkutan dalam beberapa kali bepergian keluar kota. Aksi sopir ugal-ugalan ini menurutnya kerap terjadi saat sedang kompoi sesama kendaraan angkutan umum lainnya. Yang sering membuat ia kerap kesal, ditegur malah si sopir memandang sinis dan sama sekali tidak memperdulikan. “Saya sangat setuju untuk menertibkan ini harus diberikan sanksi tegas. Kalau tidak juga bisa, sebaiknya ijin trayek angkutan-angkutan umum seperti ini dicabut saja,” Pinta Slamet. (dro)


SUDUK AJA WAN BELATI LANGSUNG SUPIRNYA ..RANAI