“Intinya adalah contoh keteladanan dari semua pemimpin.”
Jakarta – Calon presiden Prabowo Subianto mengatakan perangkat untuk menegakkan keberagaman sudah cukup dan sangat jelas. Hukum yang ada dan UUD 1945 sudah ada. Keberagaman adalah harga mati pasangan tersebut.
Prabowo mengatakan sudah menjalankan prinsip keberagaman itu. Dia mencontohan pada pemilihan kepala daerah Jakarta 2012. Sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo adalah orang yang mengajukan kadernya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai wakil gubernur.
Menurut dia, waktu mengajukan Ahok banyak kecaman, banyak protes, karena Ahok berasal dari minoritas.
“Tapi semua tahu, saya keras mempertahankan, saya mengambil sikap dan tentu itu diketahui oleh umum,” kata Prabowo dalam debat kandidat capres-cawapres di Balai Sarbini, Jakarta, Senin malam, 9 Juni 2014.
Prabowo berjanji, jika dipercaya oleh rakyat memimpin negeri ini, akan terus menjaga komitmen untuk menegakkan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut dia, keberagaman bisa ditegakkan dengan memberikan contoh keteladanan dari pemimpin.
“Intinya adalah contoh keteladanan dari semua pemimpin. Kami dalam kegiatan sehari-hari terus menerus menjalankan Bhineka dan menjaga itu. Jadi, kerangka hukumnya sudah bagus tinggal penegakan hukumnya yang perlu diperbaiki,” jelasnya.
“Perantinya sudah bagus, tinggal dijalankan. Kami tidak main-main dengan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Prabowo.
Sementara itu, Joko Widodo mengatakan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati dan harus dijalankan.
“Bhineka kergamanan sudah final, kami sudah tidak mau mengungkit-ngungkit itu lagi. Saya tidak mau bicara itu lagi. Banyak contoh, tapi menurut saya sudah final. Yang penting dilaksanakan,” tegas Jokowi.
Sumber: vivanews.com


Jangan pernah belajar demokrasi dari tentara, sebab tentara diadakan untuk bertempur, sehingga yang ada hanya doktrin komando. Tugas dan fungsi nya untuk menjaga keamanan negara, sehingga tidak ada demokrasi dalam tentara. Bila menjadi pemimpin maka tidak boleh ada yang menentang kebijakan mereka.. untuk lawan hanya ada satu kalimat…lenyapkan mereka.. Semua harus seragam,.. latihan baris-berbaris dan upacara…. Kalau presiden harus dari Sipil karena di Sipil boleh memberikan masukan dan hak Interpretasi, dan terutama dari para Gubernur yang telah memiliki pengalaman lapangan.. seperti negara maju dan sistemnya sudah berjalan