
Tembilahan (detikriau.org) – Bakti Sosial “Sido Muncul” di Tembilahan tak berjalan mulus. Kecewa, puluhan pasien ajukan protes. Bahkan kegiatan sosial perusahaan produsen obat-obatan tradisional berbahan herbal di RSUD Puri Husada Tembilahan ini sempat menimbulkan keributan.
“benar, kemaren sempat ada yang ribut. Sebagian tak bisa dilayani karena bahan operasi yang disediakan tidak mencukupi,” Ujar Direktur RSUD Puri Husada Tembilahan, dr Irianto kepada detikriau.org, jum’at, 11/12/2015
Diterangkannya, pada awalnya pihak Sidomuncul menyanggupi untuk menyediakan biaya operasi bagi 130 lebih pasien yang mendaftar operasi katarak gratis. Namun ternyata belakangan yang diberikan hanya untuk kebutuhan operasi bagi 100 pasien.
“Padahal sebelumnya yang mendaftar justru lebih dari 300 orang namun sidomuncul hanya menyanggupi untuk sebanyak 137 pasien. Setelah berjalan ternyata hanya disediakan untuk 100 pasien saja,” tambah Irianto
Dalih itu, Irianto dengan terpaksa mencarikan solusi untuk tetap melanjutkan operasi katarak. Ia mengaku masih mengantongi data sejumlah pasien yang belum dioperasi tersebut.
“Kita sedang mencari sponsor, kebutuhan biaya untuk 1 pasien senilai Rp 3 juta,” imbuhnya.
Sebelumnya, dari jumlah total 137 orang pasien yang awalnya disetujui untuk dilakukan operasi katarak, 117 orang jalani operasi. 17 diantaranya dilayani dengan memanfaatkan peralatan yang tersedia di RSUD PH.
“Sempat ribut malam itu (minggu, 6/12 dini hari, red). Kecewa pasien yang tak jadi dioperasi, padahal sudah menunggu sejak pagi,” kata Ali, salah satu keluarga pasien, kemarin.
Saking kesalnya, 20 pasien lainnya yang tidak bisa dilayani memutuskan meninggalkan RSUD sebagai unjuk reaksi kekecewaan. (mirwan)


BERITA TERHANGAT
Tindak Pidana Curanmor 9 TKP Libatkan Anak Di Bawah Umur Diungkap Polres Inhil
BPBD Inhil Terjunkan Tim untuk Padamkan Kebakaran Lahan di Desa Bayas Jaya, Kecamatan Kempas
Polres Inhil Ungkap Jaringan Narkotika Internasional, Amankan Shabu Hampir 3 Kg dan Puluhan Ekstasi