12 Desember 2025

Media Ekspres

Mengulas Berita dengan Data Akurat

Kehabisan Akal Menagih, 10 Perusahaan Terpaksa Ancam Bongkar Main Stadium PON

Bagikan..

Sub kontraktor pembangun main stadium PON terpaksa mengancam membongkar hasil kerjanya. Sebab, mereka sudah kehabisan akal menagih ke konsorsium–.

PEKANBARU- Secara fisik pengerjaan main stadium Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau sudah tuntas sejak Nopember 2011 silam. Hal itu diungkapkan direktur salah satu dari 10 perusahaan yang menjadi sub kontraktor konsorsium pembangun main stadium PON. Sejak itu, mestinya seluruh sub kontraktor sudah menerima hak atas hasil kerja yang telah dilaksanakan dengan baik.

“Tetapi faktanya, sudah tujuh bulan hak kami tak kunjung dibayarkan. Kami sudah letih menagih dan tak mendapatkan jawaban memuaskan,” keluh direktur salah satu perusahaan kepada riauterkini melalui sambungan telephon, Kamis (17/5/12).

Selama tujuh bulan terakhir, papar nara sumber yang menolak menyebutkan namanya karena takut justru tak dibayar haknya, ia bersama sub kontraktor lainnya berulang kali menyurati konsorsium yang terdiri dari tiga BUMN, PT Adhi Karya, PT Pembangunan Perumahan dan PT Wijaya Karya, namun tak pernah mendapatkan penjelasan pasti.

“Karena kami sudah kehabisan akal, bagaimana cara mendapatkan hak dari pekerjaan yang sudah selesai, maka pada 11 Mei lalu itu bersama-sama mengundang konsorsium untuk duduk bersama. Dalam undangan itu, memang kami cantumkan ancaman untuk membongkar main stadiumn kalau tak juga dibayarkan,” tuturnya.

Meskipun sudah ditambahi dengan ancaman, namun faktanya konsorsium tak bergeming. Pertemuan yang dijadwalkan Senin (14/5/12) gagal digelar karena tak mendapatkan respon. “Sampai sekarang pihak konsorsium belum memberi jawaban apapun,” tukasnya.

Namun setelah masalah ini diberitakan riauterkini.com, konsorsium mulai membuka diri. “Tadi anak buah saya yang di Pekanbaru bilang kalau besok disuruh mengambil undangan pertemuan dengan konsorsium. Syukurlah kalau memang begitu,” ujarnya.

ketika ditanya mengenai besaran hutang konsorsium kepada sepuluh perusahaan yang menjadi sub kontraktor, sumber tersebut menyebut angka kisaran Rp 20-30 miliar.