TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Masyarakat di Kecamatan Enok mengeluh. Pasalnya, harga produk unggulan perkebunan mereka, kopra, kembali mengalami keterpuruk. Kini, harga patokan hanya di bandrol Rp. 3000 per Kg.
Pernyataan ini disampaikan warga Kecamatan Enok, Edy Harianto. Menurut pengakuannya, dengan patokan harga itu, kopra kering 60 persen hanya dibeli dengan kisaran harga Rp. 1.600 hingga Rp. 1.800 per kg di pabrik. Sementara ditingkat pengepul, harga penjualan petani tentunya akan jauh berada dibawah angka itu.
“apa lagi yang bisa diharapkan petani kelapa. Buah jerih payah dari tetes demi tetes keringat mereka semakin hari semakin tidak mampu lagi memberikan kesejahteraan. Perawatan yang dilakukan selama tiga bulan ditambah proses pengolahan buah menjadi kopra seakan tiada dihargai. Lembaran rupiah yang diterima, jangankan untuk meraih impian, hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan perutpun petani terpaksa harus mengorbankan perawatan kebun.” Ujar Edy Sindrang panggilan akrab warga Kecamatan Enok yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Inhil ini ketika menghubungi detikriau.org melalui sambungan telepon selularnya, jum’at (18/5)
Sampai hari ini, sindrang mengaku masih tidak mengerti. Setiap kali petani mempertanyakan penyebab anjloknya harga kopra, pihak perusahaan (PT. Sambu Group) selalu berdalih harga tergantung dari harga pasaran dunia. “Kasihan petani kita. Sudahlah kondisi perkebunan mereka semakin rusak akibat tidak terawat dan intrusi air laut kini harga jualpun ikut terpuruk,”Papar Sindrang sambil meminta agar persoalan ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah kabupaten. (fsl)


gemana ne?
kadis yg menangani bidang pertanian dan perkebunan ini ada gk sih yg bisa kerja.
ntar bisa disalahin semua tuh…