TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Sampai akhir agustus 2012 kemaren, terdata sebanyak 6 orang warga Kabupaten Indragiri Hilir terserang penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) dan satu orang meninggal dunia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur RSUD Puri Husada Tembilahan, Dr. Irianto kepada wartawan kemaren. Dua dari pasien itu yakni,M Tayib (14) dan Siti Aisyah (6) yang merupakan anak dari pasangan suami istri, Mukti (50) dan Siti Rohai (44), warga Jalan Grilya Parit 8, Gang Cendana, Tembilahan. “Ke dua pasien kakak dan adik yang kini ditangani secara medis di RSUD PH Tembilahan ini memang sudah positif DBD. Kita terus melakukan perawatan intensif kepada pasien,” tegas Dr. Irianto
Ditambahkan Dr. Irianto, secara tupoksi, penanganan kemunculan DBD merupakan tugas dari Dinas Kesehatan dan pihak RSUD hanya menanganan perawatan dan pengobatan terhadap pasien.”Masa inkubasi DBD 3 hingga 15 hari. orang yang tertular penyakit ini bisa dikelompokkan diantaranya, bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun, dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit. Kemudian, dengue haemorrhagic fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung, mulut, dubur, dan terakhir adalah dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok atau presyok pada bentuk ini sering terjadi kematian,” jelasnya.
Untuk menghindari dari serangan penyakit DBD, Dr. Irianto menyarankan diantaranya adalah dengan menggunakan lotion anti nyamuk dan menghindari tempat-tempat yang berkemungkinan banyak terdapat nyamuk. Menimbun sampah yang cenderung menampung air, menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat genangan dan penampungan air serta selalu menyemprot tempat-tempat yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk dengan obat semprot nyamuk.
“pencegahan secara massal di lingkungan setempat bisa dilakukan dengan bekerja sama dengan RT/RW, Kelurahan bersama Puskesmas setempat dengan melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi,” pungkasnya.(fsl/ek)


BERITA TERHANGAT
Tindak Pidana Curanmor 9 TKP Libatkan Anak Di Bawah Umur Diungkap Polres Inhil
BPBD Inhil Terjunkan Tim untuk Padamkan Kebakaran Lahan di Desa Bayas Jaya, Kecamatan Kempas
Polres Inhil Ungkap Jaringan Narkotika Internasional, Amankan Shabu Hampir 3 Kg dan Puluhan Ekstasi