10 Desember 2025

Media Ekspres

Mengulas Berita dengan Data Akurat

Advokasi Penurunan AKI, AKB dan Gizi Buruk, Diskes Gelar Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor

Bagikan..
Bupati Inhil, HM Wardan saat memberikan sambutan
Bupati Inhil, HM Wardan saat memberikan sambutan

TEMBILAHAN (detikriau.org) – Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menggelar Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor, dalam rangka advokasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Gizi Buruk, Senin (16/11/2015).

 
Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Engku Kelana, Jalan Baharuddin Jusuf Tembilahan ini dibuka secara resmi oleh Bupati Inhil, HM Wardan serta dihadiri Unsur Forkopimda, Anggota DPRD, sejumlah pejabat eselon, Ketua TP PKK dan Gabungan Organisasi Wanita di Kabupaten Inhil.
 
Ketua Panitia Pelaksana, Ridwan MKes mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang pentingnya penanganan AKI, AKB dan gizi buruk, serta mendapatkan masukan guna percepatan penurunan AKI, AKB dan upaya bersama mengatasi adanya gizi buruk di Kabupaten Inhil.
 
“Peserta kegiatan ini, terdiri dari SKPD terkait, Camat dan Ketua TP PKK kecamatan, Kepala UPT Diskes, dokter, bidan koordinator dan pemegang program gizi di Puskesmas, RSUD Puri Husada, Tengku Sulung dan Raja Musa dan para ketua atau utusan organisasi profesi bidang kesehatan se-Inhil,” tutur Ridwan.
 
Pelaksana Tugas (Plt) Diskes Inhil, dr Saut Pakpahan dalam eksposnya menjelaskan, hingga Bulan September 2015 lalu, jumlah kematian ibu hamil, bersalin dan nifas sebanyak 23 orang dari 5.146 persalinan, dengan penyebab utamanya adalah pendarahan.
 
Untuk AKB, lanjut Saut, berjumlah sebanyak 148 orang dari 9.164 kelahiran hidup, dengan penyebab kematian diantaranya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), aspixia (kekurangan oksigen), serta lahir mati karena penanganan persalinan yang tidak tepat dan tidak sesuai protap.
 
“Sedangkan jumlah gizi buruk, terdata sebanyak 28 jiwa dan 3 diantaranya dinyatakan meninggal dunia,” terangnya.
 
Adapun kendala yang ditemui pada keseluruhan persoalan tersebut, yakni 3 Terlambat dan 4 Terlalu. Tiga Terlambat, yakni Terlambat mendeteksi dini terhadap kehamilan yang beresiko, Terlambat merujuk dan Terlambat pertolongan medis.
 
Kemudian Empat Terlalu, yaitu Terlalu tua untuk hamil (di atas 35 tahun), Terlalu muda untuk hamil (di bawah 18 tahun), Terlalu dekat jarak kehamilan dan Terlalu rapat jumlah anak.
 
“Selain itu, yang menjadi penyebab lainnya adalah tidak meratanya tenaga kesehatan. Dimana, lebih banyak diperkotaan daripada di pedesaan dan daerah-daerah terpencil,” tambahnya.
 
Sementara itu, Bupati Wardan dalam sambutannya berharap, setelah selesai kegiatan tersebut harus dibentuk tim kerja sampai ke tingkat RT dan RW, sehingga data yang didapatkan tentang jumlah AKI, AKB dan gizi buruk lebih valid serta akurat.
 
“Saya akan fokus dan konsen terhadap ini. Jadi, SKPD terkait harus memberi support secara realita dan tidak hanya berupa ucapan,” imbuhnya.(ADI/ADV)