10 Desember 2025

Media Ekspres

Mengulas Berita dengan Data Akurat

Berantas Korupsi, Harus Ada Gerakan Bersama

Bagikan..

Nobar Film K Vs K dan Diskusi ‘Perempuan & Korupsi’

Rilis 16 HAKTP 2012-Nobar 2Pekanbaru (www.detikriau.org) -Kondisi korupsi di Indonesia tak terbantahkan lagi sudah parah dan membahayakan. Data terakhir, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia masih di angka 3, dari skala 10. Karena itu, harus ada intervensi semua unsur bangsa secara bersama dan terpadu dalam satu gerakan yang konkret, masif dan berkelanjutan mulai saat ini.

Demikian beberapa poin yang mengemuka dari kegiatan Nonton Bareng Film K Vs K dan Diskusi ‘Korupsi & Perempuan’, Sabtu (15/12), di Gaja Hotel, Pekanbaru. Kegiatan digelar beberapa lembaga perempuan atau yang memiliki kepedulian terhadap isu perempuan. Pesertanya dari berbagai lembaga swadaya masyarakat yang ada di Riau, mahasiswa dan unsur profesional lainnya.

Rilis 16 HAKTP 2012-Nobar 1Kemunculan beberapa kesimpulan tersebut bukan bentuk menepikan isu-isu perempuan. Namun, persoalan korupsi tersebut memang sudah kritis dan sangat membutuhkan penanganan cepat. Seperti dikatakan Raflis dari Transparency International Indonesia Unit Riau, “Kalau tidak, negara ini bisa jatuh bangkrut.” Jadi yang terpenting, ‘penyakit’ korupsi tersebut, entah itu melibatkan perempuan atau tidak, harus secepatnya diobati bagaimanapun caranya.

Terkait perspektif perempuan dalam isu korupsi ini, Helda Khasmy dari Rumpun Perempuan dan Anak Riau, mengemukakan, uang negara yang didapat dari keringat dan darah jutaan rakyat yang kemudian dirampas koruptor menyebabkan kemiskinan dan penderitaan yang mendalam bagi rakyat Indonesia. Lebih-lebih lagi kelompok perempuan dan anak. Karena, dalam struktur yang patriarkal dan tidak adil gender, perempuan dan anak jadi makhluk yang rentan terkena dampak ketidakadilan tersebut.

Lebih lanjut dikatakannya, “Dalam kondisi tersebut, negara tidak mampu melaksanakan kewajiban konstitusionalnya untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak warga negara. Karena, alokasi anggaran yang seharusnya diperuntukkan bagi rakyat itu malah dirampok para koruptor.”
Sementara Herlia Santi dari Yayasan Bunga Bangsa menyampaikan, kegiatan kali ini merupakan awal dari program bincang-bincang isu perempuan atau isu-isu kebangsaan dan kerakyatan lain dalam perspektif perempuan yang ke depannya akan rutin digelar. Ini terutama dimaksudkan menjadi konsolidasi pemikiran tentang masalah-masalah sosial dan persoalan perempuan itu sendiri. “Ini diharapkan kemudian menjadi bagian dari gerakan sosial yang lebih besar di negeri ini untuk perubahan bangsa ke arah yang adil dan sejahtera,” katanya. *