TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Bupati Indragiri Hilir (Inhil), H.Indra Muchlis Adnan menilai perkembangan perekonomian negri seribu jembatan saat ini semakin menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini menurutnya terlihat dengan hadirnya beberapa Bank sekala besar di Kota Tembilahan.
Menurut Bupati, tidak mungkin bank-bank besar bermunculan menanamankan investasinya ke Inhil, jika tidak ada sesuatu yang menjanjikan dari sisi ekonomi. “Kita bisa lihat, berapa banyak bank skala besar yang tidak ada di kabupaten lain, tapi mereka hadir di Inhil bersama-sama kita. Ini pasti ada sesuatu yang mereka lihat akan memberikan kontribusi bagi mereka khususnya dari sisi ekonomi,” ungkap Indra.
Selain hadirnya BCA, terlebih dahulu ada bank-bank plat merah seperti BNI, BRI, Bank Mandiri dan Bank Riau-Kepri. Kemudian ditambah lagi dengan beberapa Bank swasta, seperti Bank Panin, Bank Danamon dan Bank Mega.
Beberapa dari Bank tersebut lanjut Indra, juga hadir di beberapa wilayah petumbuhan ekonomi lainya, seperti Kecamatan Keritang, Reteh, Kateman. “Bukan saja di Ibu Kota Kabupaten, bahkan mereka hadir sampai di beberapa kecamatan yang tersebar di Inhil. Ini sangat luar biasa, dan sekaligus merupakan bukti bahwa Inhil sekarang jauh lebih maju dari sebelumnya,” jelasnya.
Selain itu, Bupati juga mengatakan, dari sisi penduduk, Inhil adalah kabupaten/kota terbanyak jumlah penduduknya di Provinsi Riau. Sebab tercatat sampai hari ini jumlah wajib KTP Inhil, sebanyak 501.000 jiwa. Sehingga jika berkaca mata dengan jumlah penduduk, sangat tidak mungkin kalau Inhil dikatakan tidak memiliki kelebihan, terutama dari sisi pertumbuhan ekonomi. “Jumlah wajib KTP kita paling tinggi untuk Provinsi Riau. Ini tentunya juga bisa menjadi barometer bahwa Inhil itu sangat memiliki potensi ekonomi yang sangat menjanjikan ,” tuturnya.(Am)


inhil memang daerah menjanjikan bgi siapa saja yag ingin berinvestasi di sna, seperti yang di kta kan beliau. tetapi kalau kita tinjau itu semua boleh di katakan bohong ekonomi inhil saat ini sangat memperhatinkan pemerintah derah seolah menindas petani dengan tidak memperhatikan harga hasil petani, seperti fakta sekarang kelapa dengan harga 500/biji kelapa sawit/kg ini kn sama saja mematikan penghasilan petani, belum lagi buruk nya infrastuktur yang sampai saat ini terbengkalai dana yang ada seolah olah hilang ntah kemna.