11 Desember 2025

Media Ekspres

Mengulas Berita dengan Data Akurat

Desa di Inhil Kini Mampu Rancang Pembangunan Daerah Masing-masing

Bagikan..
Bupati Inhil, DR H I Indra Muchlis Adnan bersama dengan Kepala Badan Penyuluh, R Indra Jaya memperhatikan bangunan saat menghadiri pameran di Kuala Lahang, Inhil
Bupati Inhil, DR H I Indra Muchlis Adnan bersama dengan Kepala Badan Penyuluh, R Indra Jaya memperhatikan bangunan saat menghadiri pameran di Kuala Lahang, Inhil

Tembilahan (www.detikriau.org) – Sejak digulirkannya program otonomi desa menuju desa mandiri. Desa di Indragiri Hilir dinilai sudah mulai pandai merancang pembangunan di wilayahnya masing-masing.
Walau dalam merancang pembangunannya itu harus didampingi oleh konsultan pendamping yang ahli. Kemajuan tersebut merupakan loncatan besar dalam penerapan otonomi desa di Bumi Sri Gemilang.
Pelaksanaan otonomi desa di Inhil pun sudah diakui telah  memberikan banyak hal positif bagi warga. Banyak pula daerah lain di Indonesia yang mempelajari pola yang diterapkan daerah ini.
Sejak digulirkan pada 2005 silam, program itu dinyatakan Bupati Inhil, DR H Indra Muchlis Adnan terus disempurnakan dari waktu ke waktu .
Dampak nyata yang bisa dilihat adalah tterbangunnya infrastruktur fisik dan non fisik di pedesaan. Hebatnya lagi, pengalaman bertahun-tahun melaksanakan program tersebut,  desa pun  pandai merencanakan pembangunannya sendiri.
Selain itu desa pun sudah belajar menggali pendapatan asli sendiri. Walaupun belum seluruh desa memiliki pendapatan sendiri, namun desa di Inhil saat ini sudah jauh berkembang.
“Saat ini, desa di Inhil telah jauh berubah. Pola pemberdayaan yang bersifat bottom up tidak hanya membuat desa bangkit. Tetapi juga membuat program yang dibuat desa bersangkutan  tepat sasaran” jelas Bupati.
Beberapa Kades di Inhil menyatakan secara tegas pula perencanaan yang bottom up sangat diperlukan desa.
Sebagaimana yang diungkapkan Kades Rumbai Jaya, Sukamto. Menurut dia, keleluasaan bagi desa dalam merancang pembangunannya membuat apa yang dibangun sesuai dengan harapan masyarakat.
Selain itu, rasa memiliki warga desa terhadap hasil pembangunan itupun demikian tinggi. Pasalnya apa yang dibangun, memang yang dibutuhkan warga.
“Sebelum penerapan otonomi desa, sangat sulit bagi kami membangun desa. Bukan hanya karena jarang ada kue pembangunan yang sampai ke desa. Pembangunan itupun dirancang bukan oleh kami”kata Sukamto.
Senada dengan Sukamto, Kades Karya Tani, Anang Hermansyah mengungkapkan hal serupa. Desa yang dipimpinnya berada jauh di pedalaman. Sangat jarang proyek pemerintah masuk ke desa itu.
Semenjak diberlakukannya program otonomi desa. Kini Desa Karya Tani menurut Anang sudah banyak membangun infrastruktur yang diperlukan warga. Bukan hanya jalan utama di pedesaan, tetapi sarana lain yang diperlukan warga juga sudah dimiliki desa itu.(dro/humas Pemkab Inhil)