TEMBILAHAN (detikriau.org) – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indragiri saat ini kembali menjadi sorotan semua kalangan. Bagaimana tidak, layanan yang diberikannya kini dinilai berada dibawah standar. Air yang bersumber dari perusahaan plat merah tersebut keruh dan berlumpur.
Bahkan menurut salah seorang pelanggan di Kecamatan Tembilahan Hulu, Agus, tidak hanya kualitas air yang keruh, pasokanpun kerap macet.
“sudah dua hari pasokan air terputus. Jangankan berharap kualitas air yang bagus, yang warnanya keruh saja sulit kita dapatkan,” Kritiknya.
Ibu rumah tangga warga jalan kayu jati kecamatan tembilahan hulu ini berharap pemerintah tidak hanya tutup mata dengan persoalan ini. Bukan hanya satu dua hari, pelayanan perusahaan daerah milik Pemkab Inhil ini juga dinilainya semakin hari semakin mengecewakan.
“Awalnya kita berharap banyak dengan pergantian pucuk pimpinan PDAM TI, tapi hari ini, kita nilai belum ada perubahan.” Kritiknya lagi
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Inhil, Malian Ghazali juga menyesalkan pelayanan yang diberikan PDAM TI. Menurutnya, sebagai perusahaan layanan publik sudah seharusnya mengutamakan kepentingan publik.
“Kami tidak menuntut apa-apa yang penting layanan kepada masyarakat bagus,” ungkap Malian kepada sejumlah awak media digedung DPRD Inhil, Senin (27/7/2015).
Dikomfirmasi diruang kerjanya, Direktur PDAM Tirta Indragiri, Agustian Rasmanto melalui Kabag Produksi dan Distribusi, Kamusni kepada detikriau.org, Senin (27/7), rendahnya kualitas air ini menurutnya disebabkan keterlambatan datangnya pasokan bahan kimia
“Sebab air keruh ini hanya karena keterlambatan datangnya bahan kimia yang dikirim dari Jakarta. Selain itu, musim kemarau juga berpengaruh,” Dalih Kamusni
Ia menjelaskan, pada hari Sabtu (25/7) kemaren produksi PDAM ini sempat mati selama 6 jam. Ini dikarenakan bahan kimia belum datang, biasanya kata Kamusni, pesan bahan kimia itu selalu tiba dengan jarak waktu 24 jam.
Mungkin karena suasa lebaran, bahan kimia yang dibutuhkan itu terkendala dalam perjalanan dari Pekanbaru ke Inhil. “Bahan kimia ini prosesnya secala langsung, tidak boleh mati. Dikarenakan kemaren itu mati lamanya 6 jam, maka air pun tak mengalir,” paparnya.
Saat ini, katanya lagi, air PDAM belum mengalir secara maksimal sehingga masih ditemukan beberapa titik yang mampet karena pemulihan pengaliran air masih dalam proses dan hanya menunggu waktu. Sedangkan persoalan air keruh, itu juga masih disebabkan efek dari matinya proses produksi tersebut. Sebab jika mati katanya lumpur-lumpur itu akan menumpuk.
“Yang menjadi persoalan juga, sejak akhir pekan kemaren di Pulau Palas itu listrik mati bergilir hingga 3 jam sekali, dan kami dari PDAM selalu dapat giliran, proses produksipun jadi terganggu,” Tandasnya. (mirwan/dro)


BERITA TERHANGAT
Tindak Pidana Curanmor 9 TKP Libatkan Anak Di Bawah Umur Diungkap Polres Inhil
BPBD Inhil Terjunkan Tim untuk Padamkan Kebakaran Lahan di Desa Bayas Jaya, Kecamatan Kempas
Polres Inhil Ungkap Jaringan Narkotika Internasional, Amankan Shabu Hampir 3 Kg dan Puluhan Ekstasi