
TEMBILAHAN (www.detikriau.org)– Dinas Perkebunan Provinsi (Pemprov) Riau merespon sejumlah permasalahan perkebunan di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) terkait dengan harga kelapa yang belakangan anjlok.
Kepala Dinas Perkebunan Riau, H Zulher, saat berkunjung ke Tembilahan, Inhil Kamis (28/2) mengatakan dalam waktu dekat ini harga kelapa yang anjlok kembali akan membaik. Sementara itu untuk meningkatkan pendapatan petani, Disbun Riau akan sosialisasikan intensifikasi dan disertifikasi perkebunan inhil.
“Dalam rangka menyikapi permasalahan perkebunan di Inhil, kita sangat meresponnya dengan melakukan kunjungan seperti ini. Kemudian terkait dengan permasalahan harga kelapa yang belakangan ini berfluktuasi mudah-mudahan dalam waktu dekat akan normal kembali,”ungkapnya.
Informasi mengenai rencana kenaikan harga kelapa di Inhil, Zulher mengakui bahwa pihaknya telah dua kali melakukan pertemuan dengan pihak pemerintah pusat, sementara itu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat petani kelapa pihaknya juga akan melakukan kualitas pemeliharaan kebun, dan meningkatkan produktivitas hasil perkebunan.
“Banyak upaya yang kita lakukan untuk meningkatakan taraf kehidupan petani kebun di inhil. Salah satunya, kita akan membuat majalah perkebunan, dengan tujuan para petani nantinya, akan memahami tehnologi perkebunan, baik itu dalam mengoptimalkan lahan perkebunan,” jelasnya.
Melaui Anggaran Pendapat dan Belanja (APBD) Provinsi Riau dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera (APBN), Disbun Riau telah mengupayakan melakukan peremajaan kebun keritis sekitar 1000 hektar. Maka itu, saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan terhadap lahan keritis tersebut.
“2013 ini kita akan melatih masyarakat menjadi penangkar, sawit, kelapa, coklat, sagu dan karet. Dengan demikian masyarakat bersangkutan bisa mengimplemintasikan ilmu yang sudah dia dapatkan. Sehingga tugas pemerintah menjadi terbantu,” katanya lagi.
Selain kelapa, alam Inhil juga memiliki potensi untuk beberpa jenis tanaman seperi Nipah dan Sagu. Dua jenis tanaman ini bisa menjadi tanaman alternative ketika permsalahan harga perkebunan kelapa sedang dalam keadaan jatuh. Melihat dari kondisi yang ada, pihaknya akan meberikan rangsangan kepada para petani.
“Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, ternyata satu hektar hasil kelapa, jika diperbandingkan dengan tanaman sagu dan nipah bisa menjadi dua kali lipa hasilnya. Ini adalah potensi yang dimiliki alam Inhil, tidak semua daerah memilikinya,”ungkap Zulher.
“Kita harus percaya, tanaman alternative sangat membantu petani ketika harga komoditi yang ia tanam sedang merosot. Sebab, itu juga program tanaman sela seperti coklat untk dan yang lainya meski digalakkan demi meningkatkan produksi tanaman masyarakat rendah,”imbuhnya.(dro/*1)


BERITA TERHANGAT
Tindak Pidana Curanmor 9 TKP Libatkan Anak Di Bawah Umur Diungkap Polres Inhil
BPBD Inhil Terjunkan Tim untuk Padamkan Kebakaran Lahan di Desa Bayas Jaya, Kecamatan Kempas
Polres Inhil Ungkap Jaringan Narkotika Internasional, Amankan Shabu Hampir 3 Kg dan Puluhan Ekstasi