TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Keberadaan kelembagaan kelompok tani dan petani setidaknya akan menghasilkan generasi baru ‘petani muda’ yang diharapkan nantinya akan menjadi motor penggerak perbaikan disektor pertanian khusunya peningkatan produksi. Namun sayangnya niat ini cenderung tergerus. Profesi sebagai petani kurang mendapat minat dihati generasi muda. Jumlah areal pertanian belakangan semakin berkurang disebabkan pengalihfungsian lahan.
“Harus kita akui, minat generasi muda semakin hari semakin menurun untuk meneruskan profesi sebagai petani. Kesejahteraan petani dianggap kurang menjanjikan dibandingkan dengan profesi lainnya.” Ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Indragiri Hilir, Wiryadi diruang kerjanya, senin (24/9)
Generasi muda menilai, nasib sosok seorang petani yang setiap harinya harus bermandikan lumpur seringkali termarjinalkan. Disaat harga pasaran pangan naik, petani juga tidak menikmati keuntungan. Sebaliknya disaat harga pangan turun, petani kembali harus menjadi korban dengan sulitnya memperoleh sarana dan prasarana pertanian.
Persoalan lain yang menyebabkan minimnya minat generasi muda untuk menekuni profesi sebagai petani dinilai Wiryadi disebabkan secara umum seorang petani hidup dan tinggal dipedesaan dengan standar kehidupan dibawah garis kemiskinan.
Masih menurut Wiryadi, kondisi seperti ini harus menjadi perhatian semua pihak. Berdasarkan data statistik, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Inhil dalam rentang waktu 15 tahunan terakhir menunjukkan kontribusi terbesar disumbang oleh sector pertanian. Artinya, masyarakat Kab. Inhil lebih dari 70 persennya menggantungkan hidup disektor pertanian.
Data lainnya juga menunjukkan bahwa Kab. Inhil selama ini masih sebagai pemberi kontribusi teratas pemenuhan kebutuhan beras di Provinsi Riau. Generasi petani tidak boleh hilang. Bukti menunjukkan bahwa sector pertanian yang selama ini menjadi sumber ekonomi terbesar masyarakat Inhil. Jadi sekali lagi generasi petani harus terus dipertahankan.
“Upaya yang saya nilai harus dilakukan adalah kembali memperkenalkan kepada anak-anak usia dini khususnya dijenjang bangku sekolah mengenai dunia pertanian. Kemudian memberikan dorongan alih teknologi menggunakan peralatan pengolahan lahan seperti hand tractor dan Hydro Tiler yang akan mempermudah pekerjaan petani termasuk peralatan-peralatan pengolahan produksi pasca panen seperti power threser.” Papar Wiryadi.
Disamping itu semua, diteruskan Wiryadi, petani juga perlu diberikan alokasi anggaran berimbang bagi tercapainya kepemilikan peralatan termasuk sarana dan prasarana lainnya. Juga pemberian kemudahan akses perbankan untuk mendapatkan modal.
Pemerintah juga dikatakan Wiryadi harus terus menggenjot agar generasi muda kembali berminat menekuni profesi sebagai petani dengan cara lainnya seperti mendorong berdirinya SMK pertanian serta mengemas program study yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh petani.”Kita berharap dengan semua usaha ini kedepannya penghasilan petani akan mampu duduk dalam strata ekonomi menengah dan Kab. Inhil akan menjadi eksportir pertanian khususnya komodity beras terbesar.” Harap Wiryadi. (dro/0*)


BERITA TERHANGAT
Tindak Pidana Curanmor 9 TKP Libatkan Anak Di Bawah Umur Diungkap Polres Inhil
BPBD Inhil Terjunkan Tim untuk Padamkan Kebakaran Lahan di Desa Bayas Jaya, Kecamatan Kempas
Polres Inhil Ungkap Jaringan Narkotika Internasional, Amankan Shabu Hampir 3 Kg dan Puluhan Ekstasi