TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Riau, menemukan alternatif bahan bakar minyak (BBM) dengan memanfaatkan pohon nipah patut untuk dipuji dan dijadikan contoh. Bahan bakar alternatif itu disebut bio premium ethanol. Dengan peralatan seadanya, pohon nipah diracik dan diolah hingga menjadi bahan bakar minyak di sebuah rumah di daerah Sungai Pakning, Bengkalis. Bahkan kualitas bioethanol dari air pohon Nipah ini lebih bagus dibanding bahan bakar premium, pertamax maupun minyak tanah dan kadar emisi yang dihasilkannya lebih ringan.
Berdasarkan data, hamparan tanamana nipah (Nypa fruticans) yang dimiliki Kabupaten Indragiri Hilir jauh lebih luas dari Kabupaten Bengkalis. Selama ini, tanaman yang belum termanfaatkan secara maksimal di negri seribu jembatan ini tumbuh liar di sekitar hutan mangrove di pesisir pantai maupun sungai.
Sejauh ini, pemanfaatan nipah oleh masyarakat Kab. Inhil khususnya pesisir pantai dan sungai terbatas pada daun dan tulang daun (lidi), daun nipah yang telah tua banyak dimanfaatkan secara tradisional untuk membuat atap rumah yang daya tahannya mencapai 3-5 tahun. Daun nipah yang masih muda mirip janur kelapa, dapat dianyam untuk membuat dinding rumah.
Hasil penelitian, pohon nipah mampu menghasilkan 5 sampai 7 kali lebih banyak energi dibandingkan dengan spesies lain. Hasil dari satu hektar pohon nipah dengan bantuan dari teknologi yang canggih dapat menghasilkan 4.000 – 16.000 liter etanol per sadap musim. Selain itu, Nipah memiliki kandungan gula yang tinggi (nira) yang bila dikonversi menjadi menjadi etanol/ Butanol memungkinkan untuk menghasilkan sebanyak 6.480 – 15.600 liter/ hari/ ha.
Nilai konversi itu lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tebu yang menghasilkan 5.000 – 8.000 liter per hektar (per tahun) atau tanaman jagung yang hanya menghasilkan 2.000 liter (per tahun) per hektar. Namun hal yang terpenting, dalam pemanfaatan nipah sebagai bahan baku bioenergi yaitu tidak akan menimbulkan konflik kepentingan seperti tanaman pangan pada umumnya.
Nira Nipah, mampu menghasilkan tujuh jenis biofuels ethanol yang menjadi bahan bakar nabati menggantikan bahan bakar fosil. Ketujuh jenis biofuels ethanol mangrove nipah tersebut diantaranya Bioethanol Nipah kadar 100 persen, Biokerosin nipah kadar 70 persen, Biopertamax nipah 95 persen Pertamax plus lima persen ethanol, Biopremium e20 nipah 80 persen bensin plus 20 persen ethanol, biopremium e85 nipah 25 persen bensin plus 85 persen ethanol, Biodiesel serta Gliserin Biodiesel Nipah plus CPO.
Produk hasil olahan nipah tersebut diantaranya bioethanol kadar 100 persen dan bioethanol kadar rendah 70 persen sebagai biokerosin sebagai pengganti minyak tanah yang memiliki keunggulan api biru. Minyak ini lebih irit 1:6 cepat panas/masak, tidak meledak layaknya tabung elpiji. Bioethanol 100 persen di subtitusikan dengan bahan bakar fosil E 10 – 20 ke primium (bensin) menjadi Bio premium yang memiliki keunggulan bahan bakar berkadar oktan tinggi dan ramah lingkungan, serta produk jenis Bioethanol 100 persen yang di subtitusikan dengan bahan bakar pertamax E 5 menghasilkan produk biopertamax salah satu bahan bakar yg memiliki keunggulan bahan bakar berkadar oktan tinggi dan ramah lingkungan. Ada juga menghasilkan produk biodiesel yang berfungsi menggantikan solar.
Saat ini keberadaan tanaman nipah yang vegetasinya sangat berlimpah di daerah pesisir Kab. Inhil dan belum di manfaatkan sama sekali untuk memproduksi etanol. Seiring dengan menipisnya cadangan energi BBM dan target diversifikasi 5 % pada tahun 2025, maka Kabupaten Inhil juga sangat memiliki peluang mengelola nipah agar dapat menjadi alternatif yang penting sebagai bahan baku pembuatan ethanol.(fsl)


sip sip sip….mantapp. mari inhil berbenah diri dgn berbagai sumber potensi yg dimiliki,
agar bisa bangkit dari kelangkaan bbm dan keterpurukan ekonomi.
Pemerintah mendorong penelitian mengenai sumber energi alternatif BBM. Kebijakan Peraturan Presiden (Perpres) No. 5 Tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional menjadi penopang pengembangan bioetanol lignoselulosa sebagai sumber energi.
Untuk mengelola Nipah di INHIL Perlu ada kerja sama dengan investor , seperti yg dilakukan di kep.Meranti
alhamdulillaah… semoga bisa dilaksanakan dengan baik. mari… jadikan inhil kota yang cantik, indah dan aman…. meskipun banyak sungai dan parit,.. tapi kalau di tata rapi kan cantik juga tuh… jembatannya di percantik.. jalannya di lebarkan dikit,.. trus.. sampah2nya gak banyak dipinggir2 jalan…..ayo maju inhil…
Kami ( insino Group Co., Ltd ) berminat order Lidi Nipah dan Lidi Sawit dgn jumlah besar ( konteneran 40’HC ), ekspor, secara rutin, non-stop. Harap penyuplai (yang berjasa) SERIOUS kontak :
Mr. Prof. Dr. Sino Wijaya. Email: 812835657@qq.com , Hp / Wechat (hgh2777) / Whatsapp ) : +86 132 3286 2777.