
TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Berbagai upaya yang dilakukan petani kelapa Inhil untuk mengangkat harga jual hasil panen mereka belum mampu berbuah manis. Bahkan beberapa waktu belakangan ini harga kopra semakin mengalami kemerosotan. Harga yang sebelumnya mencapai 500 hingga 600 ribu perpikul (100kg. red) kini anjlok dibawah 200 ribu.
Hal ini disampikan oleh Ambok salah seorang petani kelapa di Kecamatan Enok melalui sambungan telepon selular kepada detikriau.org, Kamis (13/12). Menurut pengakuan Ambok, harga kopra ditingkat pengepul kini berada pada kisaran harga Rp. 120 hingga Rp. 170 ribu per pikul. Keterpurukan harga kopra yang semakin diperparah dengan semakin melonjaknya kebutuhan hidup dirasakan semakin membuat petani kelapa terpuruk dalam kesusahan.
“Hampir semua petani kelapa saat ini semakin kehilangan gairah untuk mempertahankan sandaran hidup dari hasil perkebunan kelapa. Penghasilan dibandingkan biaya kebutuhan hidup semakin tidak seimbang. Kami tidak tau lagi apa yang harus kami berbuat walau hanya untuk sekedar bertahan hidup,” Ungkap Ambok.
Untuk memenuhi kebutuhan anak dan tiga orang putra-putinya, Ambok mengaku saat ini ia terpaksa harus bekerja apa saja. Dia hanya berharap agar persoalan ini dapat segera teratasi.”mudah-mudahan pemerintah aau siapa saja yang peduli dengan kesusahan petani kelapa dapat segera mencarikan jalan terbaik terutama tentunya mengupayakan harga kopra kembali ke harga semula setidaknya harga dapat sebanding dengan kebutuhan hidup,” Harap Ambok.
Lain Ambok lain pula dengan Ujang, buruh tani kelapa Kecamatan Batang tuaka ini mengaku sejak anjloknya harga kelapa, ia tidak lagi bisa bergantung hidup dari komodity unggulan masyarakat Inhil ini. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, ia kini mengaku terpaksa turun melaut sebagai nelayan serabutan.”Apa ajalah bang. Petani yang memiliki lahan perkebunan kelapa sendiri saja kini semakin menjerit apalagi saya yang hanya sebatas buruh tani.”Tutur Ujang saat bertemu detikriau.org di pasar getek Desa Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka saat memasarkan hasil tangkapan ikannya baru-baru ini.
Peralatan tangkap ikan dan perahu kayuh yang dipergunakannya saat ini diakui Ujang juga milik tetangganya. Hasil yang diperoleh, sebahagian akan disetorkannya sebagai imbalan untuk peralatan yang dipergunakannya mengais rezky. “Kebetulan tetangga saya itu kini mendapat kelapangan dari usaha lainnya. Karena peralatan ini tidak terpakai, saya bisa pinjam dengan imbalan sebahagian hasil tangkapan ikan saya. Tapi kalau dapatnya hanya cukup untuk kebutuhan saya, ia tidak mau mengambil bagian. Alhamdulillah Tuhan masih memberikan saya jalan,” Puji syukur Ujang ditengah kesempitan hidup yang kini idalaminya.(dro/*0)


Kami ingin membantu pemasaran kelapa dari Riau, mohon info tentang:
– Kemampuan pasok kelapa perbulan.
– Harga jual saat ini
– Kualitas (grade) kelapa
Terima kasih.
Victor
0811-971525
coba langsung kontak ke petaninya aja, a.n Mahyudin Hp. 0852-7117-5400