
Tembilahan (www.detikriau.org) – Pihak KPPBC Type Madya Pabean C Tembilahan tetap bersikukuh bahwa BalckBery tangkapan tak bertuan asal Batam berjumlah 974 unit bukan 1.226 unit. Bahkan mereka juga berdalih tidak pernah mengenal dan mengetahui siapa “Ayong” yang menjadi sumber penyebab beredarnya pemberitaan simpang-siur jumlah BB tangkapan kali ketiga pihak Kantor yang berada dibawah Kementrian Keuangan RI tersebut.
Dalam penjelasannya dihadapan Anggota Komisi I DPRD Inhil dan kalangan LSM diruang Banggar gedung DPRD, Jalan HR Subrantas Tembilahan, selasa (1/10) malam. Kepala KPPBC Type Madya Pabean C Tembilahan, Zacky Firmansyah yang saat itu hadir dengan personil lengkap sempat memberikan penjelasan prosedur penegahan dengan panjang lebar. Kuliah umum yang sedianya bisa di download di datuk google itu memakan waktu puluhan menit. Zacky menyebutkan seluruh prosedur penangkapan yang mereka lakukan telah sesuai dengan protap yang ditetapkan secara aturan hukum.
Penegahan BB kelas terhanyar yang lagi-lagi dikatakan tidak diketahui siapa pemiliknya itu diketahui awalnya diperoleh dari informasi intelijen bahwa di sebuah speedboad RJ membawa koli yang diduga berisi Handphone dengan tujuan sumbar dan daerah lainnya.
Dari informasi ini, diturunkan tim P2 ke TKP, namun hingga penumpang terakhir turun, barang yang dicari tidak ditemukan. Tim pun kembali lagi kekantor KPPBC jalan Jendral Sudirman Tembilahan. Untuk memperdalam informasi, Kasi P2 kemudian memerintahkan bawahannya untuk menyisir ke angkutan travel dengan tujuan Provinsi Sumbar. Disalah satu Travel di jalan Malagas Tembilahan Tim berhasil mendapatkan 5 buah karung yang masing-masing berisi 2 kardus berisikan HP yang diduga berasal dari pulau Batam. Kemudian barang tersebut di tahan dan disegel.
ditambahkan Zacky, barang tersebut kemudian dibuatkan berita acara pencacahan. Kemudian tanggal 31 juli 2013, pencacahan dilakukan dan disaksikan oleh sopir sdr. A dan agen sdr N serta dibuatkan berita acara pencacahan dengan jumlah barang sebanyak 974 unit. Dalih Zacky, berdasarkan keterangan sopir, mereka memang tidak mengetahui siapa pemilik barang. Seseorang hanya menitipkan barang dengan tujuan Sumbar dan membayar ongkos pengiriman sebesar Rp 660 ribu.
“Ini juga harusnya menjadi perhatian agar kedepannya pemilik angkutan harus mengetahui data pasti siapa saja yang ingin mengirimkan barang agar bisa mudah diketahui jika ada sesuatu hal contohnya kejadian ini,” Ujar Zacky sambil kembali berulang-ulang menekankan bahwa mereka jalankan seluruh proses penegahan sesuai prosedur.
Dalam kesempatan itu, Zacky juga mengelak bahwa pihak mereka mengetahui siapa manusia yang bernama “Ayong” yang menurut pemberitaan mengakui sebagai pemilik barang. Namun dengan beredarnya pemberitaan ini, Zacky menyatakan sempat melakukan pemeriksaan secara internal kepada ketiga orang anggotanya.
Indra Gunawan, Ketua LSM Gemilang Serumpun melontarkan kalimat heran atas penyataan tidak mengetahui siapa Ayong oleh pihak KPPBC Tembilahan. Padahal dikatakan Indra, berdasarkan informasi orang lapangannya, sehari setelah penangkapan, Ayong diketahui berada disebuah Hotel di Kota Tembilahan.
“Terus terang saya heran, kami orang luar saja mengetahui informasi itu. Saya nilai pihak intelijen di kantor anda harus belajar lebih banyak,” Sindir Indra
Bahkan dalam ksempatan itu, Indra menilai KPPBC Tembilahan memiliki proteksi yang luar biasa. Kantor dibawah Kementrian Keuangan ini terkesan risih jika dikunjungi pihak luar terutama kalangan LSM.
Ketua Komisi I DPRD Inhil, M Arfah juga sempat melontarkan rasa keheranan bahwa sekian banyak kasus tangkapan KPPBC Tembilahan selalu tak bertuan. Arfah juga meminta kedepannya instansi vertikal ini dapat lebih terbuka dan menjalankan semua tuga-tugasnya.
Indra Gunawan yang dihubungi usai kegiatan melalui sambungan telepon selular menegaskan bahwa hasil pertemuan itu sama sekali tidak ada kejelasan. Ia melontarkan keheranan bahwa kantor yang katanya memiliki segudang prestasi itu tidak memiliki intelijen hanya sekedar untuk mengetahui siapa yang bernama ayong termasuk ayong-ayong dalam kasus-kasus penangkapan sebelumnya.
“Secara pribadi saya belum merasa puas dengan penjelasan mereka. Saya menangkap dan meyakini masih ada yang disembunyikan. Namun kita tidak akan berhenti disini. kita akan terus menjadi mata disetiap kinerja mereka.” Tegas Indra. (dro)


maling ngaku panuh penjara