JAKARTA—Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, mengatakan, Gubernur DKI Jakarta, yang juga bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), harus berani mengakui kesalahannya selama memimpin Ibu Kota. Mengakui kesalahan, menurut Emrus, salah satu bukti dan tolok ukur jika Jokowi ingin disebut negarawan. Ia menanggapi temuan Indonesia Corruption Watch yang menyebutkan penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang digagas Jokowi tidak tepat sasaran, serta pembelian bus transjakarta tak beres.
“Sejauh itu base on data dan fakta harusnya akui saja. Jokowi harus berani mengakui kesalahannya, itulah leadership dan negarawan,” kata Emrus, saat dihubungi, Senin (31/3/2014) malam.
Menurut Emrus, wajar jika ada pihak yang mengungkapkan kelemahan Jokowi. Emrus juga meminta publik tak menutup mata terhadap hasil kerja Jokowi selama memimpin Ibu Kota lebih dari setahun ini. Ia berharap, kecintaan publik kepada Jokowi tak lantas harus membuatnya bersih dari kritik.
“Elektabilitas dan popularitas Jokowi tinggi, tapi dia manusia juga yang enggak sempurna. Kalau ada fakta, akui saja kesalahannya dan jangan seperti kebakaran jenggot,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Indonesian Coruption Watch (ICW) menemukan hampir seperlima penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang digagas Jokowi tidak tepat sasaran. ICW menilai hal ini terjadi karena pemberian KJP tidak sesuai dengan kriteria penerima KJP sebagaimana ditetapkan dalam petunjuk teknis. Dari total 405.000 penerima KJP tahun 2013, yang meleset sebanyak 19,4 persen.
Temuan ICW ini melalui pemantauan KJP pada tahun 2013 dengan metode citizen report cards (CRC). Pemantauan dilaksanakan mulai 3 Februari hingga 17 Maret 2014 dengan jumlah responden 650 orang. Adapun margin of error sekitar 4-5 persen dan tingkat kebenaran 95 persen.
Menurut Emrus, wajar jika ada pihak yang mengungkapkan kelemahan Jokowi. Emrus juga meminta publik tak menutup mata terhadap hasil kerja Jokowi selama memimpin Ibu Kota lebih dari setahun ini. Ia berharap, kecintaan publik kepada Jokowi tak lantas harus membuatnya bersih dari kritik.
“Elektabilitas dan popularitas Jokowi tinggi, tapi dia manusia juga yang enggak sempurna. Kalau ada fakta, akui saja kesalahannya dan jangan seperti kebakaran jenggot,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Indonesian Coruption Watch (ICW) menemukan hampir seperlima penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang digagas Jokowi tidak tepat sasaran. ICW menilai hal ini terjadi karena pemberian KJP tidak sesuai dengan kriteria penerima KJP sebagaimana ditetapkan dalam petunjuk teknis. Dari total 405.000 penerima KJP tahun 2013, yang meleset sebanyak 19,4 persen.
Temuan ICW ini melalui pemantauan KJP pada tahun 2013 dengan metode citizen report cards (CRC). Pemantauan dilaksanakan mulai 3 Februari hingga 17 Maret 2014 dengan jumlah responden 650 orang. Adapun margin of error sekitar 4-5 persen dan tingkat kebenaran 95 persen.
Sumber: http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/03/31/1928430/jokowi.harus.berani.akui.kekurangan.selama.jadi.gubernur?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp


Mana ada manusia yg sempurna wak, termasuk si mas joko ini…
Jadi jangan didewa-dewakanlah…
Yang ngedewain paling pasukan moncong putih. Lebih2 lagi pasukan yg udah banyak kelamnya. Dompleng popularitas si mas joko.
Kalau di tbh… Itu namenye siape wak. Oh ya kang anto…
Gayenye sih boleh, tapi kabar-kabare malah bagi2 drum dan janji uang 100 – 150) siape yg mau milih die?
Titel sih haji wak, tapi mental sih hajingan… Eh sory wak, kelepasan. Wkwkwk
Wakil rakyat tapi rumah gedong. Ruko puluhan. Kalau ditanye asal, pasti ngellak tu. Itu hasil gue dagang pak. Bukan gaji di dewan. Bulshit….
Dagangnye aje masukan beras dan gule import. Legal nggak sih?????
Legal donk… Anggota dewan,,,, hihihihihi
Ngaku di dewan sih bersih, tapi tu jatah anggaran kabare juga di dagangkan….xixixixixi. Sory ye, kesadisan kali ye. Tapi silkahkan aja. Dibuktiin, ni omongan gue salah ato benar
Maaf nama palsu dulu ye, atut ama mas anto….hohohohohohoho
Mas anto yang mana satu ni bos… anto ojek, tukang parkir, kuli bangunan atau yang mana satu?
Anto yang mana aja boleh…
yang mana ngerasa aja. xixixixixixixixi ……..
Anak o’on juge tau…….
Ooooo…..Anto itu ya? Yg Preman tua? Sudah berapa periode tuh orang? Bongkotan sudah di DPRD, tak ada hasil bagi masyarakat! Menyampah aja kerjanya! Mana pelit orangnya…! Tapi bisnisnya kok aman2 saja? Yang masih milih dia tahun ini “perlu di periksakan kejiwaannya!
H. Maryanto? Tak aneh lagi kalau orang itu! Manusia Pembual besar, tahun 2008 pernah mengantarkan uang dari Pemprov untuk mesjid2 di desa harapan Jaya, sudah jelas dan nyata itu perjuangan Pasaribu, eeeh…di akuinya kalau itu perjuangan dia!
Kemarin ada dia bicara “akan meninjau kondisi sekolah di Bayas jaya”, nyatanya sampai sekarang tak ada terealisasi, manusia seperti itu tak bisa di percaya!
Percaya dengan omongan H. Maryanto? Betambah rukun Iman wak…!! Draw aja tak mau dia, apalagi tekor!
Dosanya kalian minta sama dia…tak di kasihnya..! Itulah sosok H.Maryanto…..!!
Rukun yg ada haja kada talaksanakan sapanuhnya, apa lg nambah. hahahaha..
Ingatlah kakwanan, jangan nambah rukun iman lagi.