“Orang Tua Balita Gizi Buruk Asal Kateman Ganti Susu Rafi dengan Air Olahan Tepung Beras”
Tembilahan, detikriau.org – Semakin kerap ditemukannya kasus penderita Gizi buruk khususnya di Negri yang menamakan diri “Sri Gemilang” ini harusnya membuat seluruh pihak, terutama pemerintah setempat lebih mawas diri.
Mengatasi persoalan ini tentulah tidak cukup dengan hanya menumpukan usaha dan kerja keras tenaga kesehatan.
Penanganan kesehatan sifatnya pastilah insidensial. Tinggi rendahnya kasus gizi buruk sejujurnya menjadi cerminan akan tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Sebagaimana pengakuan, Kasib (35) orang tua M Rafi, balita gizi buruk asal sungai teritip kecamatan Kateman yang hingga hari ini masih menjalani perawatan di RSUD Puri Husada Tembilahan harusnya membuat hati terenyuh.
Keterpurukan ekonomi membuat suami dari Ida (34) beserta tiga orang anak ini terpaksa harus menjadwalkan waktu makan hanya 2 kali dalam satu hari. Bahkan juga diakuinya sudah sangat kerap, satu hari penuh mereka tidak menjumpai sesuap nasipun.
“Kalau tidak ada yang menawarkan upahan ngerjakan kebun kelapa, maka kamipun tidak ada memiliki uang sedikitpun. Kadang kami harus berpuasa,” katanya ditemui detikriau.org di RSUD Puri Husada Tembilahan, Kamis (21/4/2016).
Selama Rafi dirawat di rumah sakit Raja Musa Sungai Guntung pekan lalu, Kasib juga mengaku harus rela berjalan kaki selama lebih kurang 40 menit hanya untuk mengambil nasi bungkus gratis dari keluarganya. Karena jika menggunakan transportasi ojek sepeda motor akan memerlukan biaya sebesar Rp 20 ribu.
Ibunda Rafi, Ida menerangkan, anak tertuanya yang kini berusia 15 tahun terpaksa putus sekolah sejak kelas 5 SD karena mereka tidak mampu memberikan kebutuhan-kebutuhan pendukung sekolahnya, meskipun SPP gratis. Sementara anak keduanya yang sudah memasuki usia 9, 5 tahun hingga hari ini masih belum bersekolah.
“Sebenarnya kami tetap hendak melanjutkan sekolah, tetapi anak kami ini tak tahan lagi. Dia memilih untuk membantu bekerja mencari tambahan untuk makan,” kata Ida.
Bahkan menurutnya, selama ini Rafi, anak bungsunya yang kini menderita kekurangan gizi setiap harinya hanya mengkonsumsi minuman pengganti susu yang terbuat dari air kanji yang dibikin dari tepung beras.
Berdasarkan keterangan dokter, bayi seusianya belum pantas mengkonsumsi tepung.
“Susu itu mahal, kami tak mampu membeli,” tandasnya./ Mirwan


BERITA TERHANGAT
Tindak Pidana Curanmor 9 TKP Libatkan Anak Di Bawah Umur Diungkap Polres Inhil
BPBD Inhil Terjunkan Tim untuk Padamkan Kebakaran Lahan di Desa Bayas Jaya, Kecamatan Kempas
Polres Inhil Ungkap Jaringan Narkotika Internasional, Amankan Shabu Hampir 3 Kg dan Puluhan Ekstasi