10 Desember 2025

Media Ekspres

Mengulas Berita dengan Data Akurat

Ketika Do’a Tak Lagi di Ijabah?

Bagikan..

adab-berdoaManusia ditakdirkan sebagai mahluk yang fakir, lemah dan tidak berdaya. Satu-satunya kekuatan ialah melalui pertolongan Allah. Untuk mendapatkan pertolongan si pemilik Maha Kekuatan, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tentunya melalui do’a.

Selama ini, mungkin diantara kita telah terlalu banyak menengadahkan tangan berdo’a kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, hati menangis dan kepala tersungkur ditempat terendah. Tapi permohonan itu tak kunjung juga tersampaikan.

Dalam sebuah riwayat, Syekh Abdul Aziz bin Abdillah pernah diberikan pertanyaan tentang mengapa doa seseorang bisa tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Beliau menjawab bahwa sebenarnya ada banyak alasan mengapa doa seseorang bisa tidak dikabulkan, diantanya adalah dosa, buruknya amalan yang dimiliki, hingga memakan makanan yang haram.

Hal tersebut pernah juga dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW pada sebuah hadits, dimana disebutkan bahwa sesungguhnya seorang muslim doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT selama tidak ada dosa di dalamnya, dan selama mereka tidak memutuskan silaturahmi yang ia miliki dengan kerabat-kerabatnya. Beberapa dari doa tersebut akan langsung dikabulkan, disimpan untuk di akhirat, atau untuk menjaganya dari kejelekan serupa. Namun jika orang yang berdoa dipenuhi dosa dan belum bertaubat, maka besar kemungkinan doanya akan masuk dalam doa yang tidak akan terkabul.

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, “Ya Amirul Mu’minin, mengapa do’a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an, “Ud’uuni astajiblakum” (berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).

Sayidina Ali menjawab, “Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :

  1. Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada manfaatnya keimananmu itu.
  2. Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari’atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
  3. Engkau membaca Al Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
  4. Engkau berkata, “Sami’na wa aththa’na, tetapi kau tentang ayat-ayatnya.
  5. Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
  6. Setiap saat engkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.
  7. Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak manusia supaya mereka menjadi penghuni neraka yang bernyala-nyala” (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau bersahabat dengannya.
  8. Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.

Hari ini, Negri kita kembali dilanda musibah yang seakan tiada henti-hentinya. Kabut asap hasil kebakaran lahan dan hutan ini hampir terjadi setiap tahunnya terjadi.

Kita telah berdo’a. Kita Telah Menengadahkan tangan memohonkan rahmatnya, namun tetes rahmat itu tak kunjung juga tiba. Dimanakah kesalahan kita? (dro)