Pasal pertama: Pemimpin tak boleh dikritik.
Pasal kedua: Pemimpin tak pernah salah.
Pasal ketiga: Jika pemimpin salah maka harus kembali ke pasal pertama dan kedua.
Bait Pasal yang dikutip dari laman republika.co.id itu pastilah bukan pasal sunguhan tetapi lebih kepada bahasa sindiran.
Entah dimana salahnya, kenyataannya kini memang pemimpin kerap merasa gerah untuk dikritik. Apakah kegerahan itu sebatas bentuk keangkuhan?
Dikritik program belum maksimal, gerah
Dikritik program tak pro rakyat, juga gerah
Dikritik tak mampu memimpin, lebih gerah
Dikritik lakukan penyimpangan, super gerah
Meskinya apapun itu, munculnya sebuah kritik jauh lebih bermanfaat ketimbang sebatas sanjung puja. Prinsip sahabat yang baik adalah yang selalu mengingatkan bukan membenarkan. Sahabat yang baik juga bukanlah orang yang pertama memuja, melainkan orang pertama yang menegur karibnya.
Beberapa bait celoteh Presiden ke-enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam akunTwitter –nya patut untuk dijadikan cerminan bagi pemimpin
Sesungguhnya hidup ini universitas yang abadi. Mari kita saling belajar, saling berbagi dan saling menasihati. *SBY*
Kekuasaan juga menggoda. Karenanya, gunakanlah secara tepat & bijak. Jangan sewenang-wenang & jangan melampaui kewenangannya. *SBY*
Tidakkah Allah SWT memberikan kekuasaan kepada yg dikehendaki, dan mencabut kekuasaan itu dari siapa yg dikehendaki. *SBY*
Kebenaran mutlak adalah milik Tuhan. Karenanya, janganlah selalu membenarkan yang kuat, tetapi perkuatlah kebenaran. *SBY*
Petik pelajaran di dunia. Pemimpin yg selalu dibenarkan apapun perkataan & tindakannya, tak disadari bisa menjadi diktator atau tiran. *SBY*. (dro)


BERITA TERHANGAT
Kisah Hidup: Introveksi Diri Sebelum Sesal Tiba.
Doa Tatkala Dirundung Gundah, Sedih, dan Perasaan Tak Menentu
Ustaz Arifin Ilham: Sudah tidak Shalat Shubuh, Tapi Rayakan Kemirisan