TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Tawaran yang disampaikan Bupati Inhil, Indra M Adnan Kepada Petani terkait anjloknya harga kelapa Inhil menuai kritikan. Petani menilai apa yang disampaikan Bupati bukan sebuah solusi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Petani Kelapa Hibrida di tiga Kecamatan (Kelompok 9), Mahyudin kepada detikriau.org melalui sambungan telepon selularnya. Ahad (11/11). Menurut Mahyudin, Usulan agar petani menggalakkan Industri rumah tangga dengan membuat Gula merah dan Minyak pada akhirnya akan bernasib sama dengan perumpamaan bisnis HP china yang dicontohkan.
“Saya agak kecewa dengan pernyataan Bupati kemaren. Masak iya kelapa disamakan dengan hp china, ini namanya bukan solusi. Apalagi dengan menyuruh petani untuk bikin gula merah dan minyak. Kalau semua petani mau bikin gula merah dan minyak apa pemda mau nampung?”Kritik Mahyudin mengomentari pernyataan Bupati usai mengunjungi stand pameran MTQ ke 42 Inhil, di Desa Kuala Lahang, Kecamatan Gaung, kemarin.
Ditambahkan Mahyudin, Jika semua petani bikin gula merah dan minyak, dikonotasikan dengan bisnis hp china yang disampaikan Bupati, sama artinya nantinya gula merah dan minyak akan menjadi murah juga karena kebanjiran dipasaran dan kembali akan senasib dengan hp china. “Kasihan petani” Pungkas Mahyudin.
Sebelumnya, Usai mengunjungi stand pameran MTQ ke-42 di Kec Gaung, Bupati mengaku prihatin dengan kondisi harga kelapa yang terjadi saat ini. Menurut Bupati kondisi ini semata disebabkan terjadinya krisis ekonomi dunia.
Bupati mencontohkan seperti jual beli handpone (HP), kalau Negara Cina banyak memproduksi HP maka secara otomatis pula harganya akan murah. Sebab, barangnya terdapat dimana-mana hingga kepenjuru dunia. Kondisi seperti ini menurut Bupati menjadi gambaran produksi kelapa saat ini yang banjir dipasaran sehingga harga anjlok.
Pemerintah juga tidak memiliki kewenangan untuk menaikan atau menurunkan harga kelapa. Namun, salah satu solusi adalah membuat industri-industri kecil rumah tangga. Seperti membuat gula merah dan minyak goreng kelapa.“Inilah yang harus dilakukan sekarang. Semua berjalan, sambil menunggu harga kelapa membaik kembali,” saran Bupati.
Tidak ada satu pihakpun di Dunia ini, kata Indra yang meninginkan turunnya harga kelapa, terlebih Pemerintah apalagi pedagang, sebab, secara otomatis jikalau harga kelapa naik dan mahal, mereka juga akan menjual mahal. Lalu bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat.
“Saya rasa kita tidak perlu ribut apalagi saling menyalahkan. Karena, semua diantara kita adalah pekerja yang menginginkan hal yang terbaik. Mari kita duduk bersama, berdiskusi untuk menyelesaikan persoalan ini,” ajak Bupati saat itu. (dr/*0)


Betul kata pak mahyudin karena yang dituntut petani adalah satu butir kelapa diolah menjadi enam produk export wahai bapak bupati inhil yang terhormat
Kalau memang kelapa dalam seperti HP China, kena dana Bansos di alihkan untuk pengembangan kelapa dalam???