TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Tokoh Masyarakat Desa Sungai gantang Kecamatan Kempas meminta Pemkab Inhil Dalam Hal ini Dishubkominfo untuk segera memberikan penerangan disepanjang jalur jembatan Rumbai Jaya. Dengan kondisi gelap seperti saat ini ditenggarai menjadikan Jembatan Rumbai Jaya Sebagai ajang maksiat dan rawan terjadinya tindak kriminal.
Pernyataan ini dilontarkan oleh tokoh masyarakat Desa Sungai Gantang Kecamatan Kempas yang minta namanya tidak dipublikasikan. Menurutnya, hampir setiap malam khususnya disaat malam-malam liburan sekolah, disepanjang jalur pejalan kaki jembatan rumbai jaya sangat mudah ditemui pasangan muda-mudi duduk berdua-duaan ditempat gelap. bahkan kondisi seperti ini semakin diperparah dengan seringnya terlihat sekelompok anak-anak muda teler akibat minuman keras.
“Tindak kriminal bukan satu-dua kali terjadi dilokasi seputaran jembatan penyeberangan ini. Pemerasan, perkelahian dan bahkan korban nyawa yang terjadi sabtu malam kemaaren sudah cukup sering terjadi.” Ujar tokoh masyarakat Desa Sungai gantang yang juga mengaku salah seorang politisi partai terkenal ini melalui sambungan telepon selularnya, ahad (7/10) sambil juga sempat meyayangkan kondisi ini diakibatkan lemahnya pengawasan yang dilakukan aparat keamanan khususnya kepolisian.
Mengatasi persoalan ini, dirinya meminta agar Pemkab Inhil dalam hal ini Dishubkominfo untuk segera memberikan penerangan sepanjang jalur jembatan rumbai jaya. “Dulu memang penerangan pernah dilakukan oleh Pemkab namun tidak berlangsung lama. Kabarnya dikarenakan ketiadaan biaya operasional,” Ujarnya.
Ditambahkannya, terhentinya pengoperasian mesin diesel untuk penerangan ini cukup disesalkan masyarakat. Padahal untuk biaya operasionalnya selain mendapatkan subsidi pemerintah juga dikomersilkan kepada masyarakat. Masyarakt yang ikut mendapatkan peneranagn dipungut biaya berdasarkan daya yang dipergunakan.
Setelah pengoperasian oleh Pemkab melalui dishubkominfo terhenti, masyarakat akhirnya sepakat untuk mengelola asset milik daerah ini. Tapi untuk pemanfaatan mesin diesel tersebut, masyarakat juga dikenakan biaya sewa sebasar Rp. 1 juta per bulan. Pengelolaan secara swadaya masyarakat ini hanya berlangsung selama 6 bulan dan akhirnya kembali terhenti karena terus merugi.
Masih menurut tokoh masyarakat ini, Mesin asset daerah itu juga pernah diserahkan pengelolaannya melalui biro PLN, tapi kabarnya, dana Rp. 100 juta subsidi dari Pemkab Inhil hanya diberikan separohnya kepada pengelola dan akibatnya pengeloaan juga kembali terhenti.
“Kita menghimbau agar Dinas Perhubungan untuk segera menindaklanjuti persoalan penerangan jembatan Rumbai jaya ini, Kondisi seperti ini sudah sangat meresahkan masyarakat.,” Pintanya mengakhiri.
Terkait persoalan tersebut, Kadishubkominfo Kabupaten Inhil Pahrorozy kepada wartawan melalui telepon pribadinya membenarkan pemberhentian pengelolaan mesin jenset tersebut dikarenakan tidak adanya anggaran biaya yang mencapai Rp. 25 juta perbulanya. Dia menjelaskan PLN daerah tersebut juga tidak sanggup mensuplai daya untuk penerangan jembatan itu.
“Jalan satu satunya, kita akan mengkaji untuk melakukan penerangan dengan mesil solar sel,” jawab fahrorozy.
Dilanjutkannya, Dishubkominfo menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk dapat bersama-sama menjaga kemanan dan kenyamanan, karena menurutnya petugas yang ditempatkan dilokasi tersebut juga sama sekali tidak dianggap meski telah memberikan larangan kepada pengunjung. Dirinya juga meminta kepolisian untuk dapat membantu keamanan jika memang kondisi tersebut sudah dinilai meresahkan masyarakat. (dro/0*)


Permasalahannya ini, tolong usut dana 100jt itu kenapa di berikan separo??? Siapa Ɣªήğ makaaaaaaaaaaan….!
jembatannya pakai obor aja
kalau ngga’ diberi penerangan tho jambatan mending jangan jadi pemimipin , kalau hanya bisa ngomong tapi ngga’ dha buktinya.
i don’t like that