10 Desember 2025

Media Ekspres

Mengulas Berita dengan Data Akurat

PENGUSAHA WARNET MINTA FPI INHIL BERIKAN PENILAIAN ARIEF.

Bagikan..

TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Dugaan Front  Pembela Islam (FPI) Kabupaten Indragiri Hilir bahwa warnet menjadi ajang tempat praktek mesum disebut  pengusaha sama sekali tidak berdasar dan terlalu dibesar-besarkan.  Mereka meminta FPI lebih adil dalam memberikan penilaian. Mereka khawatir tuduhan  sepihak ini akan memberikan opini tidak baik bagi bisnis warnet.

Menurut Comel, salah seorang pemilik usaha Warnet ini, memang harus diakui kemajuan teknologi jika tidak dipergunakan dengan benar akan menimbulkan efek negatif tapi menurutnya semua itu tergantung kepada pengguna manfaat.”kalau pengguna memanfaatkan dengan benar tentunya akan memberikan efek yang sangat baik. Secara positif, pertumbuhan warnet yang cukup banyak belakangan ini tentunya akan semakin membuka ketersediaan lapangan kerja, penyediaan akses informasi yang cepat dan murah serta terjadinya percepatan transfer teknologi informasi. Jadi sekali lagi tentunya tergantung bagaimana cara kita menyikapi,”Sebut Comel ketika menemui Vokal belum lama ini di Tembilahan.

Bahkan menurut Comel lagi, pengusaha warnet selama ini cukup kooperatif melakukan pengawasan dan mematuhi aturan serta ketetapan yang dikeluarkan oleh Pihak pemerintah.” Kalau mau bicara masalah tempat maksiat, Pujasera, Pasar Rakyat serta Warung remang-remang yang cukup marak perkembangannya di Bumi Sri Gemilang ini malah dengan terang-terangan mempertontonkan praktik maksiat. Jadi sekali lagi saya mewakili teman-teman pengusaha warnet lainnya mohon FPI berikan penilaian dengan lebih arief,”Harap Comel.

Lebih Jauh Comel meminta agar pihak pemerintah lebih mensosialisasikan penggunaan Internet Sehat agar kemajuan teknologi yang memberikan dampak sangat baik ini tidak disalahartikan serta tidak disalahmanfaatkan. “Tuduhan FPI Inhil ini akan berdampak jelek bagi warnet, karena pelajar/mahasiswa atau pihak lain yang ingin pergi ke warnet dengan tujuan yang baik jadi tidak berani karena timbul kekuatiran di cap JELEK masuk ke tempat mesum seperti apa yang di tuduhkan pihak FPI. Saya mohon hal ini di klarifikasi kembali agar jangan sampai ‘Gajah dipelupuk mata tidak terlihat, tungau di seberang lautan terlihat jelas.” Pungkas Comel.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Dewan Pimpinan Wilayah Front Pembela Islam (DPW FPI) Indragiri Hilir melalui Ketua Dewan  Tanfiz, Asmadi Dubli didampingi Ketua Dewan Syuro, HM Ali Azhar meminta Pemerintah Kabupaten Inhil melakukan pengawasan terhadap sejumlah warung internet di kota Tembilahan yang menurut mereka diduga telah menjadi ajang tempat mesum.

Bahkan saat itu DPW FPI Inhil akan menyurati Pemkab dalam hal ini Bupati Inhil untuk segera menyikapi permasalahan ini dan melakukan pengawasan terhadap fenomena yang menurut mereka dapat merusak moral generasi muda ini. (fsl)