Tembilahan (www.detikriau.org) – Masyarakat menduga kabut asap yang terjadi mengiringi tibanya musim kemarau lebih disebabkan dari aktifitas perusahaan perkebunan. namun sayangnya kerap masyarakat petani yang dikambinghitamkan.
“kita akui, sejak dulu sudah menjadi kebiasaan masyarakat membuka lahan termasuk membersihkan areal perkebunan dengan cara dibakar. cara ini memang terbilang efektif. tidak memerlukan pengorbanan biaya dan tenaga yang banyak,” Ujar Andi warga Tembilahan yang berprofresi sebagai petani kepada detikriau.org, rabu (5/2).
Menurut Andi, kebiasaan ini bukan baru-baru ini saja tetapi sudah berlangsung sejak nenek moyang mereka. namun waktu itu tidak pernah menyebabkan timbulnya kabut asap separah saat ini. ia menduga pekatnya kabut asap bukan saja disebabkan oleh masyarakat petani tetapi lebih disebabkan aktifitas perusahaan-perusahaan perkebunan yang cukup banyak beroperasional di Inhil.
“Perusahaan yang memiliki areal perkebunan besar. mereka pengusaha dan pastinya juga ingin menghemat biaya operasional demi meraup untung besar. makanya saya menduga perusahaan juga membakar lahan. buktinya kepulan asap sepekat ini pastinya berasal dari kebakaran areal yang cukup luas. tapi sayangnya kerap hanya masyarakat yang dijadikan kambing hitam.” protes Andi
Berdasarkan informasi Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Indragiri hilir melalui kabid Kerusakan Lingkungan, Ardi Yusuf, pihaknya masih mendeteksi adanya titik panas (hotspot) yang diindikasi sebagai peristiwa kebakaran lahan atau hutan di Inhil.
“Dalam beberapa hari belakangan ini, ‘hotspot’ akibat kebakaran lahan dan hutan terdekteksi berada pada sejumlah wilayah di Kabupaten Inhil dengan jumlah yang turun naik,” kata Ardi kepada detikriau.org melalui sambungan telepon, Rabu (05/02).
Diterangkan Ardi, hasil pantauan Satelite (NOAA) 18 pada Selasa (04/02/14), ditemukan sebanyak lima titik api yang tersebar di beberapa kecamatan yakni, Kecamatan Pulau Burung 2 titik, di Desa Sukoharjo jaya dan Desa Sukajaya. Kecamatan Teluk Belengkong, 1 titik di Desa Sapta Mulya jaya. Kecamatan Gaung 1 titik di Desa Terusan Kempas serta Kecamatan Batang Tuaka di Desa Kuala Sebatu.
jumlah titik api tersebut menurutnya meningkat dari hari sebelumnya yang hanya ditemukan 3 titik api namun menurun drastis dibandingkan dua hari lalu yang mencapai 23 titik api.
Menurutnya, munculnya titik api di Kabupaten Inhil dikarenakan kebakaran hutan dan lahan yang kebanyakan dilakukan secara sengaja oleh manusia, seperti membersihkan dan membuka lahan baru dengan cara dibakar.
“Untuk itu, kita mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan, baik itu untuk membuka lahan baru ataupun membersihkan lahannya, karena dampak yang akan ditimbulkan nantinya sangat besar,” ujarnya.
Selain itu, dalam upaya mengantisipasi semakin meningkatnya jumlah titik api di Kabupaten Inhil, pihaknya juga menyurati pihak perusahaan yang telah memiliki dan membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk mengaktifkan ronda peduli api di masing-masing daerah hingga akhir Februari mendatang.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Inhil dan pihak kecamatan untuk segera memadamkan api dan melakukan sosialisasi untuk mencegah timbulnya titik api di wilayah lain,” pungkasnya. (dro)



BERITA TERHANGAT
Bea Cukai Tembilahan Komitmen Berantas Peredaran Barang Ilegal, Musnahkan Barang Senilai Rp 3 M
PGM Inhil Rayakan Natal 2025, Salurkan Tali Kasih.Jannes Hutagalung: Pererat Tali Persaudaraan
Tindak Pidana Curanmor 9 TKP Libatkan Anak Di Bawah Umur Diungkap Polres Inhil