Tembilahan (detikriau.org) – Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kabupaten indragiri Hilir, Malian Gazali menilai praktik monopoli menjadi salah satu penyebab tidak stabilnya harga jual kelapa dalam. Untuk mengatasi persoalan ini diperlukan terobosan baru agar pemasaran hasil tani masyarakat tidak semata bergantung kepada perusahaan.
Dinilai Calon Anggota DPRD inhil periode 2014-2019 dari dapil 2 ini, harga jual produksi kelapa masyarakat selama ini cenderung ditentukan oleh perusahaan besar yang beroperasional di Inhil. PT Sambu Group yang dijadikannya contoh, disebut kerap menjadi penentu naik turunya harga jual kelapa.
“Tata niaga kelapa Inhil mau tidak mau harus diakui masih dimonopoli oleh Sambu group. mereka bisa menjadi penentu naik atau turunnya harga jual kelapa petani.” Sampaikan Gazali kepada detikriau.org melalui sambungan telepon, selasa (13/5/2014)
Menghindari persoalan ini tidak terus berlanjut, malian menilai diperlukan terobosan baru terutama untuk mencarikan solusi agar pemasaran hasil tani masyarakat tidak hanya semata bergantung kepada perusahaan.
Dulunya, dicontohkan malian, di Kecamatan GAS ada pengusaha kecil yang mengelola kelapa menjadi minyak mentah yang selanjutnya dipasarkan ke Jakarta. Usaha ini dikelola masyarakat setempat bukan oleh perusahaan besar. Masyarakat mempunyai akses pasar secara langsung tanpa tergantung kepada perusahaan.
Kedepannya Menurut malian pemerintah harus dapat mendukung dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat dengan salah satunya menjaga kestabilan harga produksi perkebunan kelapa masyarakat. “Saya akan perjuangkan agar pemikiran ini dapat terwujud”. Tandas malian (Ahmad Tarmizi)


BERITA TERHANGAT
Tindak Pidana Curanmor 9 TKP Libatkan Anak Di Bawah Umur Diungkap Polres Inhil
BPBD Inhil Terjunkan Tim untuk Padamkan Kebakaran Lahan di Desa Bayas Jaya, Kecamatan Kempas
Polres Inhil Ungkap Jaringan Narkotika Internasional, Amankan Shabu Hampir 3 Kg dan Puluhan Ekstasi