TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Asmunni alias Alang (48) warga jalan Pangeran Hidayat, Parit 14 Kelurahan Tembilahan Hilir, Kecamatan Tembilahan, ditemukan meninggal dunia di perairan Sungai Indragiri, tidak jauh dari rumahnya, Kamis (7/2) sekitar pukul 14.30 WIB.
Dalam keseharianya bapak beranak dua ini merupakan tulang punggung keluarga. Semasa hidupnya, almarhum berprosesi sebagai tukang obat tradisional (tabib). Dimana pasiennya tidak hanya berasal dari sekitar Tembilahan, melainkan juga berasal dari berbagai daerah seperti Rengat dan Pekanbaru.
Menurut penuturan warga setempat, sebelum meninggal, sekitar pukul 11.30 WIB, Almarhum turun dari rumah hendak pergi mandi ke lorong Setuju, yang tidak jauh dari rumahnya. Mandi siang hari, merupakan hal rutin yang ia lakukan. Setidaknya, kata warga setempat dalam satu hari Almarhum bisa melakukan hal itu dua hingga tiga kali.
Pada hari itu Almarhum, pergi mandi cukup lama hingga berjam-jam. Padahal biasanya, tidak sampia 15 menit, Almarhum sudah kembali kerumah dan menjalankan ibadah sholat dzuhur. Kecurigaan semakin kuat, setelah anak bungsunya medatangi tempat biasa ia mandi. Disana hanya didapati perelengkapan mandi, seperti sabun dan sehelai handuk.
Setelah dipanggil beberpa kali tidak ada jawaban dari yang bersangkutan, akhirnya anak bungsu Almarhum memanggil keluarga dan para tetangga sekitar. Tanpa komando, warga langsung membantu mencari Alang. Sekita 3 jam, akhirnya Alang ditemukan tidak jauh dari sekitar tempat pemandianya, dengan kondisi sudah tidak bernyawa.
“Memang biasa pak Alang mandi di tempat itu. Sehari bisa dua hingga tiga kali. Kami sangat terkejut mendengar peristiwa ini. Padahal semassa hidupnya Almarhum suka membantu orang,” kata Rita, tetangga Almarhum.
Sewaktu hidupnya, Almarhum dikabarkan pernah mengidap penyakit ayan dan sesak nafas. Mungkin saja, saat berada didalam sungai penyakit tersebut kambuh. Senanda, Ketua RT 06 RW 07, Edycandra Hat. Menurut dia, Almarhum memilki jiwa sosial yang sangat bagus. Gampang bergaul dan mudah membantu, saat ini warga sekitar merasa sangat kehilangan.
“Kayaknya disini sudah menjadi hal biasa. Hampir setiap tahun anngota keluarga masyarakat sini yang terjatuh dan meninggal di Sungai Indragiri,”cerita Edycandra.
Dulunya, kata Edycandra, banyak orang tua-tua melakukan ritual sesembahan di Sungai Indragiri. Namun setelah para orang tua itu meninggal, ritual tersebut tidak pernah dilakukan lagi. Sehingga, korbanya beralih menjadi manusia. “Saya engak percaya, tapi inilah faktanya,”tukas Ketua RT 06 tersebut.
Sementara itu, Kapolres Inhil, AKBP Dedi Rahman Dayan, SIK,M.Si saat dihubungi melalui Paur Humas Polres Inhil, Ipda Warno, mengaku belum menerima informasi itu. Mungkin saja, menurut dia pihak keluarga tidak melaporkan masalah ini kepada pihak Kepolisian. “Kita belum dapat infonya,”ungkap Warno singkat.
Saat berita ini dirilis, Jasad korban sedang disemayamkan di rumah duka. Terlihat para keluarga shok dan menangis. Lantunan ayat yasin, dibacakan silih berganti dari keluarga dan warga yang datang melayat.(dro/*1)


BERITA TERHANGAT
Tindak Pidana Curanmor 9 TKP Libatkan Anak Di Bawah Umur Diungkap Polres Inhil
BPBD Inhil Terjunkan Tim untuk Padamkan Kebakaran Lahan di Desa Bayas Jaya, Kecamatan Kempas
Polres Inhil Ungkap Jaringan Narkotika Internasional, Amankan Shabu Hampir 3 Kg dan Puluhan Ekstasi