TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Sekretaris Komisi II DPRD Inhil, Herwanisistas meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil secepatnya membentuk Tim Kajian rumusan harga pembelian kelapa hibrida sesuai hasil kesepakatan. Ia menilai, hal ini sangat penting agar persoalan antara petani plasma dan inti ini segera dapat terselesaikan.
“Kesepakatan yang diperoleh dalam mediasi kali ini belum bersipat permanen. Artinya, agar persoalan ini tidak berlarut-larut dan dikhawatirkan menimbulkan kerugian dikedua belah pihak, maka sudah menjadi keharusan, pembentukan kembali Tim Kajian harus secepatnya untuk direalisasikan dan segera bekerja. Kita berharap hubungan yang bisa diibaratkan talian Bapak dan Anak pola PIR-Trans yang merupakan pola satu-satunya yang diterapkan diseluruh Indonesia ini berbuah manis khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani,”Ujar Herwanissitas ketika diminta komfirmasi oleh detikriau.org seusai mediasi perwakilan petani kelapa hibrida dari tiga kecamatan di Kab.Inhil dengan pihak perusahaan di ruang aula kantor Bupati Inhil, Jum’at (25/5).
Menurut Sitas, panggilan akrab politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, niat baik pihak perusahaan terlihat dengan kehadiran pengambil keputusan perusahaan sambu group, Mr Tay Chiatung.”Sikap yang dipertunjukan pihak perusahaan, diakui ataupun tidak, saya nilai patut untuk kita hargai. Apapun alasannya, kesediaan untuk hadir dari kedua pihak berselisih akan menjadi obat mujarab guna mendapatkan solusi terbaik dalam setiap mediasi. Oleh karenanya, sekali lagi kita berharap, apa yang dimulai dengan niat baik ini pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu keputusan yang baik pula,” Harapnya.
Mediasi yang terlaksana hari ini, ditambahkannya merupakan buah kesungguhan dari semua pihak terlibat, Pemkab dan khususnya Komisi II DPRD Inhil dalam memperjuangkan aspira masyarakat. Menurut Sitas, janji Komisi II DPRD Inhil atas permintaan masyarakat petani kelapa hibrida untuk menghadirkan pihak perusahaan dalam pertemuan di ruang banggar, kamis (24/5) yang lalu, hari ini, jum’at (25/5) sudah mereka penuhi. Ia juga berharap agar semua pihak terutama petani kelapa hibrida dan perusahaan mempertahankan sikap lapang dada seperti ini. “Mediasi tidak akan pernah mampu untuk menghasilkan keputusan yang 100 persen menguntungkan satu sisi, Keputusan terbaik adalah win-win solution. Ini hanya bisa diraih kedua belah pihak jika mau saling menerima dan memberi. Mudah-mudahan secepatnya persoalan ini bisa dapat terselesaikan.”Pungkas Herwanissitas. (fsl)


UPETI BISA MEMBUAT HARGA KELAPA ANJLOK, buktinya negara taylan mampu membeli kelapa dgn harga Rp.3000/btr.