TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Tudingan fitnah oleh Edizon atas surat pengaduan yang disampaikan pihak Komite sekolah SD 008 Desa Sungai Simbar Kecamatan Kateman atas tidak hadir dirinya mengajar, memancing reaksi keras. Masyarakat desa Simbar membantah kalau surat pengaduan itu sebuah fitnah.
Pernyataan ini disampaikan oleh beberapa orang tokoh masyarakat Desa Simbar kepada detikriau.org melalui sambungan telpon dan dua lebar surat pernyataan yang dibuat secara tertulis.
Kepala Desa Sungai Simbar, A.Bakar menyatakan perasaan kekecewaan atas berbagai alasan yang dilontarkan tiga orang tenaga guru PNS yang sengaja mungkir dari tugas. Ia meminta kepada tiga guru ini untuk tidak merusak nama baik Desa Sungai Simbar. “Kalau memang tidak betah lagi di Desa kami jangan buat alasan macam-macam. Alasan sakit dan keamanan yang disampikan guru-guru tersebut menurut saya pada intinya hanya mencari-cari alasan untuk pindah. Tolong jangan rusak nama baik desa kami. Apakah salah pengaduan komite sekolah yang memang benar atas desakan orang tua murid agar anaknya dapat diberi pembelajaran dengan baik itu salah?. Semua itu bukan fitnah,” Tegas A. Bakar.
Ketua RT 01 Desa Sungai Simbar, M. Thamrin dengan tegas menyatakan juga dirinya termasuk salah seorang wali murid yang ikut memberikan tandatangan pada surat pengaduan dengan keinginannya sendiri.”Kami orang tua murid yang meminta komite untuk melaporkan hal itu kepihak UPTD di Guntung Kecamatan Kateman. Jangan membalikan fakta. Itu semua bukan rekayasa atau fitnah, yang jelas apa yang sudah diperbuat ketiga guru PNS itu sudah sangat merugikan anak-anak didik,” Kecamnya.
Ketua RT 03 Desa Sungai Simbar, H. Ismail yang juga ketua Komite SD 008 juga sangat menyayangkan tudingan fitnah yang disampaikan Edizon. Menurutnya, kalau komite tidak hadir, anak-anak tetap akan diajar oleh guru. Tetapi bagaimana jika sang guru yang tidak hadir?”jadi orang tua murid mana yang tidak resah? Saya berharap agar Kepala Dinas Pendidikan Kab. Inhil berlaku bijak. Jangan mudah menerima alasan yang dibuat guru-guru ini karena kedepan akan dijadikan contoh oleh guru-guru lainnya jika ingin pindah.” Harap H. Ismail.
Tokoh Masyarat Desa Sungai Simbar, Hasan, dengan tegas meminta pihak Disdik untuk melihat fakta bukan sekedara berita untuk menyikapi persoalan ini.” Kalau perlu Bapka-Bapak di Disdik turun langsung ke Desa Kami. Biar terang semua duduk perkara. Komite yang membuat fitnah atau mereka? Kami orang bodoh, kami orang desa namun kami tidak ingin anak-anak kami nantinya juga bodoh.” Sebbut Hasan
Tokoh Pemuda, Abd Gafur membantah kalau Desa Sungai Simbar tidak aman seperti yang dijadikan alasan oleh salah seorang dari tiga guru tersebut. Ia dengan tegas menyatakan alasan itu dilontarkan sebagai bahasa untuk meminta dipindahkan.”Ada yang katanya sakit bahkan tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Namun anehnya, kita melihat ia berkeluyuran di Guntung dan Tembilahan. Apakah seperti ini perangai seorang guru,” Kritik Gafur.
Bahkan dalam surat bertandatangan dan berstempel yang dikirimkan tokoh masyarakat Desa Sungai Simbar kepada Vokal tersebut, Kapospol Desa Sungai Simbar Kecamatan Kateman juga memberikan pernyataan bahwa selama ia bertugas lebih kurang 4 tahun, ia menegaskan tidak ada satupun permasalahan atau gangguan kemanan yang menghambat tugas-tugas guru. Serta ia menyatakan tidak pernah mendapatkan pengaduan dari guru yang diancam, dianiaya atau tindakan intimidasi lainnya.”Jadi kalau ada guru yang merasa terancam karena kemanan, saya ingin mempertanyakan, keamanan seperti apa yang menjadin permasalahan sampai tidak masuk mengajar hinga setahun lebih?” Tanya Kapolpos. (fsl)


Diharapkan dari pihak disdik untuk dapat turun kelapangan melihat dan mendengar alasan dan bantahan dari pihak desa apa benar desa tsb tidak aman, dan juga pihak PGI sudahkah turun ke Simbar mencari fakta yang sebenarnya dan jangan mendengar dari satu pihak saja sepengetahuan saya masyarakat didesa dimana saja ramah dan santun apalagi dgn org yg akan membangun mengangkat desa tsb lebih maju mereka akan menghormati kepada kita, kecuali memang kita yg minta dan gila hormat bahwa kitalah yg harus dihormati, siapapun itu termasuk saya pasti akan muak kepada aparat tsb…..karena MULUTMU ADALAH HARIMAUMU.
harap pihak dikdik terjun langsung ke desa simbar agar semuanya jelas, apakah warga desa yg mengada2 ataukah oknum tersebut. setahu saya desa simbar warganya sangat hormat dan menghargai seorang guru, jika memang guru tersebut menunjukkan sifat layaknya seorang guru. tapi jika mereka bersifat layaknya bukan seorang guru yang selalu mangkir dari tugas tetapi memakan gaji yang bukan haknya (karena tidak mengajar) pastilah warga sangat marah dan geram. guru2 yang seperti ini perlu di beri peringatan. agar tidak membodohi warga desa.